Minggu, 14 Juni 2009

'Umar Bin Khaththab (1)

Nama lengkap beliau ra.: 'Umar bin Khaththab bin Nufail bin 'Abdul 'Uzza bin Rabah bin Qurth bin Razah bin Ady bin Ka'ab binLuay. 'Umar ra. lahir 13 tahun setelah Tahun Gajah, sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi. Beliau ra. termasuk orang paling mulia dikalangan Suku Quraisy. Beliau ra. masuk Islam pada tahun keenam kenabian saat berumur 27 tahun, sebagaimana ditulis olehAdz-Dzahabi. Saat itu telah masuk Islam 40 orang laki2 dan 11 wanita, atau dalam riwayat lain 39 laki-laki dan 23 wanita. Islamsemakin kokoh saat ke-Islam-annya. Beliau juga termasuk salah seorang dari 10 sahabat ra. yang dijamin masuk surga. Dan telahdiriwayatkan darinya 539 hadits, menurut Imam Suyuthi. 'Umar ra. adalah khalifah pertama yang mendapat gelar 'amirul mukminin.Berkata Ibnu 'Umar: "Dia adalah seorang laki-laki dengan kulit putih bersih dengan kemerah-merahan. Postur tubuhnya tinggi,kepalanya botak dan beruban." Berkata Ubaid bin Umar: 'Umar berpostur tinggi jauh melampaui umumnya manusia." Berkata AbiRaja' Al-Athari: "...kedua tulang pipinya menonjol, bagian depan jenggotnya besar dan di ujungnya ada warna hitamkemerah-merahan."Dari Ibnu Sa'ad dari Dzakwan, dia berkata: Saya bertanya kepada 'Aisyah: "Siapa yang menggelari 'Umar bin Khaththab denganAl-Faruq?" Dia berkata: "RasuluLlah."Beliau ra. adalah ayah dari isteri RasuluLlah saw., Hafshah ra., sehingga 'Umar ra. adalah juga merupakan mertua RasuluLlah saw.

'Umar Bin Khaththab (2)

MASUK ISLAMNYA 'UMAR RA.

Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu 'Umar bahwa RasuluLlah saw. Berdoa:"Ya Alllah, muliakanlah Islam dengan salah satu dari dua orang yang Engkau cintai dengan Abu Jahal bin Hisyam atau'Umar bin Khaththab."Dalam riwayat yang panjang dari Ibnu Sa'ad dari Abu Ya'la, Al-Hakim serta Al-Baihaqi dari Anas ra. bahwa (ma'nawi) 'Umar keluarmenyandang pedang dengan tujuan membunuh RasuluLlah saw. Di tengah jalan ia bertemu dengan seseorang yang memberitahukanbahwa adiknya, Fathiman binti Khaththab ra. dan suaminya, Said bin Zaid ra. (salah seorang dari 10 sahabat ra. yang dijamin masuksurga), telah masuk Islam. Kemudian 'Umar ra. berbelok ke rumah adiknya, saat adik dan suaminya sedang membaca surat Thaha.Saat itu 'Umar berkata: "Apakah kalian telah berganti agama?" Iparnya menjawab: "Wahai 'Umar, jika kebenaran ternyata di luaragamamu!" (Ma'nawi) Mendengar jawaban ini 'Umar melompat dan mencekik iparnya dan adiknya yang ingin membantu suaminya dipukulnyahingga berdarah. Dengan nada marah adiknya mengatakan: "Jika kebenaran tidak berada bersama agamamu maka Asyhadu allaailaaha illaLlah wa asyhadu anna Muhammadan 'abduhu wa RasuluHu."Kemudian 'Umar meminta kitab yang dibaca adik dan iparnya tadi. Setelah berwudhu (karena adiknya memerintahkannya untukberwudhu sebelum membacanya), maka ia membaca Surat Thaha hingga ayat 14:"Sesungguhnya aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlahshalat untuk mengingat Aku."'Umar berkata: "Antarkan saya kepada Muhammad!" Dan beliau ra. pun masuk Islam (Untuk riwayat lengkapnya silakan merujuk ke'Tarikh Khulafa', karya Imam Suyuthi atau 'Rakhiqul Makhtum', karya Al-Mubarakfury, dll.).Ibnu Sa'ad dan Thabrani meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud ra. dia berkata: "Islamnya 'Umar adalah sebuah kemenangan besar,sedangkan hijrahnya adalah keuntungan. Kepemimpinannya adalah rahmat. Saya telah melihat sendiri bagaimana kami tidak mampumelakukan shalat di BaituLlah sebelum 'Umar menyatakan ke-Islam-annya. Tatkala 'Umar masuk Islam, dia menyatakan perangkepada mereka sehingga mereka membiarkan kami melakukan shalat dengan bebas."

HIJRAHNYA 'UMAR RA.

Ibnu Asakir meriwayatkan dari 'Ali ra., dia berkata: "Saya tidak mengenal seorang pun yang melakukan hijrah kecuali dia akanmelakukannya dengan cara sembunyi-sembunyi kecuali 'Umar bin Khaththab. Saat 'Umar melakukan hijrah dia menyandangkanbusur panahnya, dia mengeluarkan beberapa anak panah yang dia pegang di tangannya. Dia mendatangi Ka'bah, saat orang-orangQuraisy sedang berada di halamannya. Dia melakukan thawaf selama tujuh kali. Dia melakukan shalat dua raka'at di Maqam Ibrahim.Kemudian dia mendatangi kelompok-kelompok orang Quraisy satu demi satu sambil berkata, "Wahai wajah yang tidak bersinar,barangsiapa yang mau ibunya kehilangan anaknya, dan anaknya menjadi yatim, atau isterinya menjadi janda, temuilah di belakanglembah itu." Namun tidak ada seorang pun yang mengikutinya.

'Umar Bin Khaththab (3)

BEBERAPA KEUTAMAAN 'UMAR RA.
Seluruh Sahabat ra., Salafush Shalih dan seluruh Ahlus Sunnah sepakat bahwa 'Umar adalah orang (kedua) terbaik dalam umat inisetelah (RasuluLlah shallallahu alaihi wa sallam. dan) Abu Bakar ra.Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Sa'ad bin Abi Waqqash ra., dia berkata, RasuluLlah shallallahu alaihi wa sallam.bersabda:"Wahai Ibnul Khaththab, demi Dzat Yang jiwaku ada di Tangan Nya, sekali-sekali syetan tidak akan melalui suatu jalanyang akan engkau lewati."Abu Hurairah ra. berkata, bahwa RasuluLlah saw. bersabda:"Di antara umat-umat sebelum kamu ada orang-orang yang muhaddats (mendapat ilham), jika orang tersebut ada padaumatku, pasti dia adalah 'Umar." (HR. Bukhari)Dari Ibnu 'Umar ra. bahwa RasuluLlah saw. bersabda:"Sesungguhnya Allah menjadikan kebenaran di lidah dan hati 'Umar." (HR. Tirmidzi)Imam Tirmidzi dan Al-Hakim –dia menyatakan bahwa riwayat ini shahih– meriwayatkan dari 'Uqbah bin Amir dia berkata,RasuluLlah saw. bersabda: "Andaikata setelah aku ada nabi pastilah dia 'Umar."Ibnu Asakir meriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Dia berkata: RasuluLlah shallallahu alaihi wa sallam. bersabda:"Tidak ada satu malaikat pun di langit yang tidak menghormati 'Umar, dan tidak ada satu syetan pun yang ada di atasbumi kecuali dia akan takut kepada 'Umar."Imam Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Said Al-Khudri ra., dia berkata, Saya mendengar RasuluLlah shallallahu alaihi wasallam. bersabda:"Di saat aku sedang tidur, kuihat orang-orang ditampakkan kepadaku. Mereka memakai baju, ada yang sebatas dada danada yang di bawah itu . Ditampakkan kepadaku 'Umar, dia memakai baju yang panjang dan menyeretnya." Para Sahabatbertanya: "Apa takwilnya, wahai RasuluLlah?" RasuluLlah shallallahu alaihi wa sallam. Menjawab: "Agama."Diriwayatkan pula oleh Bukhari dan Muslim, bahwa RasuluLlah saw. bersabda:"Tatkala saya tidur, saya bermimpi minum susu hingga saya melihat dalam mimpiku air mengalir dari kuku-kukuku, lalusaya minumkan air itu kepada 'Umar." Para sahabat ra. bertanya: "Apa takwilnya, wahai RasuluLlah?" RasuluLlah shallallahualaihi wa sallam. Menjawab: "Ilmu."Imam Bukhari meriwayatkan dari 'Umar ra., dia berkata: "Pendapatku bersesuaian dengan Kehendak Allah dalam tiga hal: Pertama,saya pernah berkata kepada RasuluLlah, anadaikata kita menjadikan Maqam Ibrahim sebagai tempat shalat. Lalu turunlah ayat Allah:"...dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim[1] tempat shalat...." (Q. S. Al-Baqarah : 125)[1] Ialah tempat berdiri Nabi Ibrahim a.s. diwaktu membuat Ka'bah.Kedua, saya katakan kepada RasuluLlah, Yaa RasuluLlah, orang yang baik dan buruk perangainya masuk ke dalam rumahisteri-isterimu, alangkah baiknya jika kau perintahkan mereka untuk berhijab. Kemudian turunlah ayat hijab. Dan ketiga, para isteriRasuluLlah saw. Berkumpul karena dilandasi rasa cemburu. Maka saya katakan semoga Allah menceraikan kalian semua dan Diamenggantinya dengan isteri-isteri yang lain yang lebih baik dari kalian. Lalu turunlah firman Allah tentang hal ini."Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dalam Tafsirnya dari Anas, dia berkata: 'Umar berkata: "Saya melakukan empat hal yang sesuaidengan kehendak Allah. Tatkala turun ayat:"Dan Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah." (Q. S. Al-Mu'minuun :12)Saya katakan: "Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik," maka turunlah ayat:"...Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik." (Q. S. Al-Mu'minuun : 14)

Abu Bakar Ash-Shiddiq (1)


Madinah sebagai ibu kota Islam sangat terancam oleh gerombolan-gerombolan musuh. Nabi
mengimbau perlunya dana untuk membiayai kampanye guna mempertahankan diri dari bahaya yang
akan tiba. Maka, Umar yang kaya raya seketika itu juga ingin mengambil kesempatan emas ini,
sehingga dia berharap bisa menandingi Abu Bakar dalam berbakti kepada Islam. Beliau bergegas
pulang ke rumah dan kembali membawa sejumlah besar harta kekayaannya. Nabi sangat senang
melihat tindakan sahabatnya itu, dan bertanya : "Apakah ada yang Anda tinggalkan untuk keturunan
Anda?"
"Sebagian dari harta kekayaan telah saya sisihkan untuk anak-anak saya," jawab Umar.
Ketika Abu Bakar membawa pula hartanya, pertanyaan yang sama juga diajukan kepadanya.
Beliau langsung menjawab, "Yang saya tinggalkan untuk anak-anak saya hanyalah Allah dan Rasul-
Nya."
Sangat terkesan akan ucapan Abu Bakar, Umar berkata, "Tidak akan mungkin bagi saya melebihi Abu
Bakar."
Abu Bakar, Khalifah Islam yang pertama dan orang paling terpercaya serta pembantu Nabi yang
sangat setia, dilahirkan di Mekkah dua setengah tahun setelah Tahun Gajah, atau lima puluh
setengah tahun sebelum dimulainya Hijrah. Di masa pra Islam dikenal sebagai Abul Kaab dan waktu
masuk Islam Nabi memberinya nama Abdullah dengan gelar Ash-Shiddiq (Orang Terpercaya). Ia
termasuk suku Quraisy dari Bani Taim, dan silsilah keturunannya sama dengan Nabi SAW dari garis
ke 7. Dialah salah seorang pemimpin yang sangat dihormati sebelum dan sesudah mereka memeluk
agama Islam. Nenek moyangnya berdagang dan sekali-sekali mengadakan perjalanan dagang ke
Syria atau Yaman. Sering Abu Bakar mengunjungi Nabi dan ketika turun wahyu, ia sedang berada di
Yaman. Setelah kembali ke Mekkah ia mendengar para pemimpin Quraisy seperti Abu Jahal, Ataba
dan Shoba mengejek pernyataan pengangkatan Muhammad menjadi Rasul Allah. Abu Bakar menjadi
sangat marah, lalu bergegas ke rumah Nabi dan langsung memeluk agama Islam. Menurut Suyuti,
pengarang Tarikhul Khulafa, Nabi berkata, "Apabila saya menawarkan agama Islam kepada
seseorang, biasanya orang itu menunjukkan keragu-raguannya sebelum memeluk agama Islam. Tapi
Abu Bakar adalah suatu perkecualian. Dia memeluk agama Islam tanpa ada sedikit pun keraguraguan
pada dirinya."
Sudah diakui secara luas, bahwa pemeluk agama Islam pertama-tama diantara orang dewasa adalah
Abu Bakar, diantara kaum muda tercatat nama Ali, sedang diantara kaum wanita adalah Khadijah.
Abu Bakar, sebagai seorang yang kaya raya, telah menyerahkan seluruh harta kekayaannya untuk
digunakan Nabi. Disamping itu, ia membeli dan membebaskan sejumlah budak belian, termasuk
menjalani segala macam penderitaan, intimidasi dan siksaan demi berbakti kepada kepercayaan
barunya itu (Islam). Pada suatu ketika dia dipukul hingga pingsan. Keberanian dan kebulatan tekad
yang ditunjukkan Nabi dan para sahabat yang setia dalam menghadapi oposisi keras akan selalu
menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang berjuang demi kebenaran. Abu Bakar mempunyai 40.000
dirham ketika masuk agama Islam, tapi kemudian hanya tinggal 5.000 dirham saja pada waktu hijrah.
Beliau pergi hijrah ke Medina menemani Nabi, dan meninggalkan istri serta anak-anaknya pada
lindungan Allah
Ia juga berjuang bahu-membahu dengan Nabi dalam pertempuran mempertahankan diri, di saat para
pemeluk agama baru itu sedang berjuang untuk eksistensinya. Abdur Rahman bin Abu Bakar --
putera Abu Bakar -- mengatakan kepada ayahnya bahwa di dalam perang Badar, dengan mudah dia
mendapat kesempatan membunuh ayahnya. Abu Bakar langsung menjawab bahwa apabila hal itu
terjadi pada dirinya dalam menghadapi anaknya, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Abu Bakar meninggal pada 23 Agustus 634 Masehi dalam usia 63 tahun, dan ke-Khalifahannya
berlangsung selama dua tahun tiga bulan sebelas hari, jenazahnya dimakamkan di samping makam
Nabi.
Pada waktu Nabi wafat, Abu Bakar dipilih menjadi khalifah Islam yang pertama. Setelah terpilih,
banyak orang berebut menawarkan 'bai'at', Khalifah lalu menyampaikan pidatonya yang
mengesankan di hadapan para pemilih.
Abu Bakar berkata : "Saudara-saudara, sekarang aku telah terpilih sebagai Amir, meskipun aku tidak
lebih baik dari siapa pun di antara kalian. Bantulah akau apabila aku berada di jalan yang benar, dan
perbaikilah aku apabila aku berada di jalan yang salah. Kebenaran adalah suatu kepercayaan;
kesalahan adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat
bersamaku sampai (Insya Allah) kebenarannya terbukti, dan orang yang kuat di antara kalian akan
menjadi lemah bersamaku sampai (Insya Allah) kuambil apa yang menjadi haknya. Patuhilah
kepadaku sebagaimana aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika akau tidak mematuhi-Nya dan
Rasul-Nya, janganlah sekali-kali kalian patuh kepadaku."
Abu Bakar berdiri tegak bagaikan batu karang menghadapi kekuatan-kekuatan yang mengacau
setelah Nabi wafat. Nampaknya seluruh struktur Islam yang telah diletakkan Nabi yang baru saja
mangkat akan hancur berantakan. Namun Abu Bakar sebagai seorang sahabat setia Nabi telah
membuktikan dirinya menjadi orang yang kuat memegang teguh pada jalan yang ditunjukkan Nabi.
Selama Nabi sakit, satuan tentara yang berkekuatan 700 orang dimobilisir di bawah pimpinan Usama
bin Zaid menuntut balas atas kekalahan orang-orang Muslim dari tangan pasukan Romawi. Dan
begitu Nabi wafat terjadi pula huru-hara besar di Arab dan teman-teman dekatnya menasehati
Khalifah baru agar tidak mengirimkan tentara ke luar Medina pada saat-saat kritis seperti itu. Tapi Abu
Bakar tetap pada pendiriannya. Mengenai nasehat itu seandainya dilaksanakan, ia memberikan
komentar bahwa dirinya akan menjadi orang terakhir di dunia yang mengubah perintah-perintah Nabi.
Pengukuhan Usama sebagai panglima pasukan berkuda yang diangkat Nabi dipimpin langsung oleh
Khalifah sendiri. Tentara Usama menyelesaikan tugasnya dalam tempo empat puluh hari. Ekspedisi
itu berpengaruh sangat baik terhadap suku-suku bangsa yang mulai membandel dan ragu-ragu
tentang kekuatan Islam yang sesungguhnya. Tindakan Abu Bakar yang imajinatif, tepat waktu, dan
dinamis, telah menyatukan kekuatan Islam.
Segera Abu Bakar menghadapi krisis yang lain. Waktu Nabi wafat, sejumlah nabi palsu, yaitu para
penipu lihai yang muncul di berbagai bagian Arab. Di antara mereka yang terkenal ialah Aswad Asni,
Talha Bani Asad, Musailama si Pendusta, dan Sajah seorang wanita Yaman. Di suatu daerah di Zuhl
Qassa, Khalifah memberikan sebelas pataka untuk menyamai jumlah komandannya dan menugaskan
mereka di berbagai sektor. Ekspedisi melawan Musailama terasa sangat berat dan baru setelah
Khlaid bin Walid menggempur dengan dahsyatnya, musuh dapat dihancurkan. Musailama mati
terbunuh. Seorang sejarawan bernama Tabrani mengatakan, "Belum pernah Muslimin bertempur
sedahsyat pertempuran itu."
Tidak lama setelah pemilihan Khalifah, sejumlah anggota suku mengimbau para pemimpin Islam
Medinah agar mereka dibebaskan dari membayar zakat. Keadaan tampaknya begitu suram, sehingga
menghadapi masalah itu orang seperti Umar pun terpaksa mengalah dan ia mohon kepada Abu
Bakar: "O, Khalifah Rasul, bersikap ramahlah kepada orang-orang ini, dan perlakukanlah mereka
dengan lemah lembut." Khalifah sangat jengkel dengan pameran kelemahan yang tidak disangkasangka
itu, dan dengan amarah yang amat sangat ia menjawab : "Anda begitu keras pada zaman
jahiliyyah, tapi sekarang, Anda menjadi begitu lemah. Wahyu Allah telah sempurna dan iman kita
telah mencapai kesempurnaan. Sekarang Anda ingin merusakkannya pada saat akau masih hidup.
Demi Allah, walau sehelai benang pun yang akan dikurangi dari zakat, akau akan berjuang
mempertahankannya dengan semua kekuatan yang ada padaku."

Abu Bakar Ash-Shiddiq (2)


Dalam sejarahnya, Khalifah Abu Bakar adalah seorang yang memegang teguh pendirian dan
integritasnya, berwatak baja. Ia selalu tampil mempertahankan ajaran dasar agama Islam pada saatsaat
yang sangat kritis.
Semua ekspedisi militer yang ditujukan terhadap orang-orang yang ingkar kepada agama dan
terhadap suku-suku bangsa yang berontak, berakhir dengan sukses menjelang akhir tahun 11 Hijrah.
Pemberontakan dan perselisihan yang mencekam Arab dapat ditumpas untuk selama-lamanya.
Di dalam negeri tidak ada pergolakan lagi, tetapi Khlaifah harus menghadapi bahaya dari luar yang
pada gilirannya dapat menghancurkan eksistensi Islam. Dua orang raja paling berkuasa di dunia,
Kaisar dan kisra, sedang mengintai kesempatan untuk menyerang pusat agama baru itu. Orang-orang
Parsi selama berabad-abad memerintah Arab sebagai maharaja, tidak dapat mentolerir setiap
kekuatan Arab militan untuk bersatu membentuk kekuatan yang besar. Hurmuz adalah raja Islam
yang memerintah Iraq atas naka Kisra. Penganiayaan terhadap orang-orang Arab menimbulkan
pemberontakan kecil, tapi lalu berkembang menjadi peperangan berdarah. Kini, keadaan terjadi
sebaliknya, orang-orang Persia dengan penuh kecongkakan dan selalu meremehkan kekuatan orangorang
Muslim, akhirnya tidak dapat menahan gelombang maju pasukan Islam, dan mereka harus
mundur dari satu tempat ke tempat lainnya sampai Iraq jatuh. Pada mulanya, Muthanna yang
memimpin tentara Ialam melawan orang-orang Persi. Dia banyak mendapat kemenangan. Kemudian,
Khalid bin Walid yang tak terkalahkan dan dikenal sebagai Pedang Allah itu bergabung. Pertempuran
yang menentukan melawan Hurmuz dimenangkan orang-orang Muslim, dan saat itulah Hurmuz mati
terbunuh di tangan Khalid bin Walid dan orang-orang Parsi dihancurkan dengan meninggalkan
banyak korban jiwa. Seekor unta dimuati rantai seberat tujuh setengah maund yang dikumpulkan dari
medan tempur, sehingga pertempuran itu dikenal sebagi "Pertempuran Rantai"
Khalid bin Walid ketika menjabat panglima tentara Islam di Iraq memisahkan administrasi sipil dengan
militer, masing-masing di bawah beberapa orang kepala. Said bin Noman diangkat sebagai kepala
departemen militer, sedangkan Suwaid bin Maqran selaku kepala administrasi sipil dari daerah Iraq
yang ditaklukkan. Sebagian besar daerah Iraq direbut selama pemerintah Khalifah Abu Baka, sedang
sisanya ditaklukkan di bawah pemerintahan Umar.
Raja Byzantium, Heraclius, yang menguasai Syria dan Palestina, benar-benar musuh Islam yang
paling besar dan paling perkasa. Terus-menerus raja itu bersekongkol dengan musuh-musuh
Muslimin untuk menghancurkan Islam. Intrik-intrik dan akal bulusnya menimbulkan beberapa
kerusuhan yang dilakukan oleh suku-suku non-Islam di arab. Dialah bahaya laten bagi Islam. Sejak
tahun (?) Hijrah, Nabi sendiri telah memimpin tentara melawan orang romawi, dan ekspedisi pimpinan
Usama bin Zaid juga ditujukan melawan ancaman musuh yang sama. Lagi, Abu Bakar mengirimkan
tentaranya yang terlatih untuk menghadang orang-orang Romawi dan membagi kekuatannya dalam
empat pasukan di bawah komando Abu Ubaikdah, Syarjil bin Hasanah, Yazid bin Sofyan dan Amr bin
Al-Ash serta menempatkan mereka di berbagai sektor di Syria. Tentara Islam tanpa persenjataan
yang baik, tidak terlatih dan tendah mutunya, bukanlah tandingan angkatan perang Romawi. Mereka
bersenjata lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya lebih banyak. Khalid diperintahkan Khalifah untuk
bergabung dengan pasukan Muslim di Syria dan ia bergerak dengan cepatnya melalui padang pasir
gersang untuk menggores babak yang tak terlupakan dalam sejarah operasi militer.
Pasukan Islam dan musuh berhadapan di dataran Yarmuk, Tentara Romawi yang hebat itu terdiri dari
lebih 3 lakh serdadu bersenjata lengkap, di antaranya 80.000 orang diikat dengan rantai untuk
mencegah kemungkinan mundurnya mereka. Tentara Muslim seluruhnya berjumlah 46.000 orang.
Sesuai dengan strategi Khalid, mereka dipecah menjadi 40 kontingen untuk memberi kesan seolaholah
mereka lebih besar dari musuh. Pertempuran yang tak terlupakan ini berakhir dengan kekalahan
pihak Romawi, dan ketika mengundurkan diri mereka meninggalkan banyak serdadu yang mati di
medan tempur. Kemenangan ini menentukan nasib kekuasaan Romawi di Syria. Pertempuran
Yarmuk, dengan persiapan-persiapan pendahuluannya yang telah dimulai sejak zaman Khalifah Abu
Bakar, dimenangkan pada masa pemerintahan Umar.
Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang paling terpercaya. Nabi berkata, "Saya tidak tahu apakah ada
orang yang melebihi Abu Bakar dalam kedermawanannya." Ketika sakit Nabi semakin parah, beliau
meminta Abu Bakar menjadi imam dalam shalat. Demikianlah, Abu Bakar mengimami shalat tujuh
belas kali selama Nabi hidup.
Nabi berkata: "Saya sudah membayar semua kewajiban saya, kecuali kepada Abu Bakar yang akan
mendapatkan ganjarannya pada hari kiamat."
Menurut Tarmidzi, Umar pernah berkata, "O, Abu Bakar, Anda orang terbaik sesudah Rasul Allah."
Menurut keterangan imam Ahmad, Ali pernah berkata, "Orang-orang terbaik di antara umat Islam
setelah Nabi adalah Abu Bakar dan Umar."
Para sejarawan dahulu maupun sekarang banyak memberikan pujian mengenai watak dan prestasi
Abu Bakar. Dialah salah satu pilar Islam yang kuat, yang sangat membantu dalam menjadikan agama
baru itu sebagai suatu kekuatan di dunia, juga sebagai salah seorang tokoh revolusi besar Islam, ia
telah menciptakan berbagai perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang paling fundamental dalam
sejarah manusia, hanya dalam waktu 30 tahun. Abu Bakar juga salah seorang peletak dasar
demokrasi yang sebenarnya di dunia ini, lebih dari 1.400 tahun yang lalu, tapi tak pernah ada lagi
setelah itu. Kekuasaan tertinggi negara memang berada di tangan Khalifah, dan waktu itu seorang
khalifah adalah juga seorang raja yang sangat kuat. Tapi Abu Bakar berjalan hilir mudik tanpa
pengawal ataupun teman. Ia makan makanan yang jelek dan memakai pakaian yang lusuh. Bahkan
rakyat awam pun dapat menghubunginya setiap waktu di siang hari, dan menanyakan segala
tindakannya secara terbuka.
Di antara orang-orang Islam, Abu Bakar dan ali yang terkenal pandai berpidato. Suatu ketika Abu
Bakar menasehati Khalid bin Walid: "Cobalah jauhi kemegahan, karena kemegahan itu yang akan
mengejar Anda. Carilah kematian, maka kehidupan yang akan diberikan kepada Anda."
Dia perintahkan pembuatan daftar tuntunan moral bagi tingkah laku para prajurit Islam. Tuntunan ini
seyogyanya menjadi contoh bagi dunia yang porak poranda karena peperangan. Kepada setiap
tentara diperintahkan: "Janganlah melakukan penyelewengan, jangan menipu orang, jangan ingkar
kepada atasan, jangan memotong bagian badan manusia, jangan membunuh orang-orang tua, para
wanita dan anak-anak, jangan menebang atau membakar pohon buah-buahan, jangan membunuh
hewan kecuali disembelih untuk dimakan, jangan menganiaya para pendeta Kristen, dan jangan lupa
kepada Allah atas kurnia-Nya yang telah Anda nikmati." Adalah suatu kewajiban bagi angkatan
bersenjata untuk mempertahankan moral yang tinggi. Walaupun dalam keadaan perang, mereka tetap
harus menunjukkan rasa hormat kepada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Setiap
penyelewengan dari prinsip-prinsip ini akan diganjar dengan hukuman yang setimpal.
Abu Bakar mengangkat Umar sebagai Qadhi Agung. Tapi rakyat telah terbiasa dengan hidup jujur dan
kehidupan sosial mereka begitu bersih dibanding dengan kehidupan immoral zaman sebelum Islam,
sehingga tidak ada pengaduan yang disampaikan kepada qadhi selama satu tahun. Adapun Ali,
Utsman, dan Zaid bin Tsabit bekerja sebagai Khatib. Kesederhanaan, kejujuran dan integritas Abu
Bakar telah bersatu dalam dirinya. Dialah seorang pedagang kaya yang memiliki lebih dari 40.000
dirham tunai ketika memeluk agama Islam, tapi menjadi miskin harta sewaktu wafat sebagai Khalifah
Islam Pertama.
Khalifah satu ini tidak meninggalkan usaha dagangnya ang telah dirintis oleh kakeknya. Tetap saja dia
menggotong lembar-lembar kain di atas pundaknya untuk dijual di pasar-pasar Madina. Itu terjadi
pada enam bulan sejak ia menjabat sebagai Khalifah. Namun, mengingat tugas-tugas resmi menyita
banyak waktu, sehingga tidak ada lagi waktu tersisa untuk pekerjaan pribadi, setelah itu agar ia mau
menerima uang tunjangan. Dewan Muslimin menetapkan uang tunjangan dalam status hidup sebagai
warga negara biasa. Ia harus memberikan baju-baju usang miliknya untuk ditukarkan dengan yang
baru dari Baitul Maal (Perbendaharaan Umum).

Abu Bakar Ash-Shiddiq (3)

Sebelum mendapatkan kedudukan yang agung sebagai Khalifah, ia sudah terbiasa memerah susu
kambing milik orang-orang sekampungnya. Suatu ketika, waktu ia sedang berjalan di sebuah jalan di
kota Madina, didengarnya seorang anak perempuan berkata, "Sekarang dia sudah jadi Khalifah, dan
sejak saat ini dia tidak akan memerah susu kambing-kambing kita lagi." Sekejap itu juga beliau
menjawab, "Tidak anakku, tentu saja saya akan memerah susu sebagaimana biasanya. Saya harap
dengan rahmat Allah, kedudukan saya tidak akan mengubah kerja sehari-hari saya." Ia sangat
mencintai anak-anak, dan mereka suka memeluk dan memanggilnya dengan sebutan Baba (Ayah).
Seorang wanita miskin tinggal di luar kot Madina. Sekali-sekali Umar mengunjunginya untuk
mengerjakan pekerjaan rumah tangganya. Itu sudah berlangsung sejak lama. Tapi akhir-akhirnya,
setiap kali ia pergi ke sana, kepadanya bahwa seseorang lainnya telah mendahuluinya dalam tugas
tersebut. Umar jadi penasaran. Suatu ketika, pagi-pagi sekali, ia mengunjungi rumah orang
perempuan miskin itu dan bersembunyi di suatu sudut untuk melihat siapa orangnya yang sering
datang pada waktu yang bersamaan itu. Beliau kaget melihat bahwa orang tersebut tidak lain adalah
Khalifah sendiri.
Abu Bakar orangnya cermat dalam mengambil uang bantuan dari Baitul Mal. Dia ambil secukupnya
saja untuk keperluan hidup minimal setiap hari. Pernah isterinya minta manisan tapi si suami tidak
punya uang lebih untuk membelinya. Untung, isterinya punya tabungan beberapa dirham selama dua
minggu, yang lalu diberikannya uang itu kepada suaminya untuk membeli manisan. Melihat uang itu,
Abu Bakar bilang terus terang kepada isterinya bahwa tabungannya itu telah membuatnya mengambil
uang melebihi dari jumlah yang mereka butuhkan. Lalu dikembalikan uang itu kepada Baitul Mal dan
dikurangi pengambilan uangnya di masa mendatang.
Abu Bakar senang sekali mengerjakan semua pekerjaan dengan tangannya sendiri, dan tidak pernah
mengizinkan siapa pun juga untuk ikut membantu melakukan pekerjaan rumah tangganya. Bahkan
seandainya tali kekang untanya terjatuh, ia tidak akan pernah meminta siapa pun untuk
mengambilnya. Ia lebih suka turun dri unta dan mengambilnya sendiri.
Apabila di hadapannya ada orang memujinya, dia berkata, "Ya Allah! Engkau lebih tahu akan diriku
daripada aku sendiri, dan aku mengetahui diriku sendiri lebih daripada orang-orang ini. Ampunilah
dosa-dosaku yang tidak mereka ketahui, dan janganlah mengakibatkan aku bertanggung jawab atas
puja-puji mereka itu."
Abu Bakar dikenal memiliki kebiasaan hidup sangat sederhana. Pada suatu hari, seorang putra
mahkota Yaman dalam pakaiannya yang mewah tiba di Madinah. Dilihatnya Abu Bakar hanya
mengenakan dua lembar kain warna cokelat, yang selembar menutupi pinggang dan yang selembar
lagi menutupi bagian badan lainnya. Putra mahkota itu begitu terharu melihat kesederhanaan Khalifat,
sehingga dia juga membuang pakaiannya yang indah itu. Dia berkat, "Di dalam Islam, saya tidak
menikmati kepalsuan seperti ini."
Pada waktu akhir perjalan hidupnya, Abu Bakar bertanya kepada petugas Baitul Mal, berapa jumlah
yang telah ia ambil sebagai uang tunjangan. Petugas memberitahu bahwa beliau telah mengambil
6.000 dirham selama dua setengah tahun kekhalifahan. Ia lalu memerintahkan agar tanah miliknya
dijual dan seluruh hasilnya diberikan kepada Baitul Mal. Amanatnya sebelum mangkat itu telah
dilaksanakan. Dan untuk seekor unta dan sepotong baju seharga seperempat rupee milik pribadinya,
ia amanatkan agar diberikan kepada khalifah baru setelah ia meninggal dunia. Ketika barang-barang
tersebut dibawa kepada yang berhak, Umar yang baru saja menerima jabatan sebagai khalifah
mengeluarkan air mata dan berkata, "Abu Bakar, engkau telah membuat tugas penggantimu menjadi
sangat sulit."
Pada malam sebelum meninggal, Abu Bakar bertanya pada putrinya, Aisyah, berapa jumlah kain yang
digunakan sebagai kain kafan Nabi. Aisyah menjawab, "Tiga." Seketika itu juga ia bilang bahwa dua
lembar yang masih melekat di badannya supaya dicuci, sedangkan satu lembar kekurangannya, yaitu
lembar ketiga, boleh dibeli. Dengan berurai air mata Aisyah berkat bahwa dia tidaklah sedemikian
miskinnya, sehingga tidak mampu membeli kain kafan untuk ayahnya. Khalifah menjawab, kain yang
baru lebih berguna bagi orang yang hidup daripada bagi orang meninggal.
Banyak penghargaan yang diberikan kepada Khalifah Abu Bakar tentang kepandaian dan kebaikan
hatinya. Baik kawan maupun lawan memuji kesetiaannya kepada agama baru itu, demikian pula
watak kesederhanaannya, kejujuran, dan integritas pribadinya. Jurji Zaidan, sejarawan Mesir
beragama Kristen menulis : "Zaman khalifah-khalifah yang alim adalah merupakan masa keemasan
Islam. Ketika Abu Bakar masuk Islam, ia memiliki 40.000 dirham, jumlah yang sangat besar pada
waktu itu, akan tetapi ia habiskan semua, termasuk uang yang diperolehnya dari perdagangan, demi
memajukan agama Islam. Ketika wafat, tidaklah ia memiliki apa-apa kecuali uang satu dinar. Ia biasa
berjalan kaki ke rumahnya di Sunh, di pinggiran Kota Madinah. Ia juga jarang sekali menunggangi
kudanya. Ia datang ke Madinah untuk memimpin sembahyang berjamaah dan kembali ke Sunh di
sore hari. Setiap hari Abu Bakar membeli dan menjual domba, dan mempunyai sedikit gembalaan
yang sesekali harus ia gembalakan sendiri. Sebelum menjadi khalifah, ia telah terbiasa memerah
susu domba milik kabilahnya, sehingga ketika ia menjadi khalifah, seorang budak anak perempuan
menyesalkan dombanya tidak ada yang memerah lagi. Abu Bakar kemudian meyakinkan anak
perempuan itu bahwa ia akan tetap memerah susu dombanya, dan martabat tidak akan mengubah
tingkah lakunya. Sebelum wafat ia memerintahkan menjual sebidang tanah miliknya dan hasil
penjualannya dikembalikan kepada masyarakat Muslim sebesar sejumlah uang yang telah ia ambil
dari masyarakat sebagai honorarium."

Tidak Boleh Mencela Para Sahabat

Syaikhul Islam berkata:
Dan juga (termasuk di antara prinsip-prinsip dasar Ahlussunnah adalah) mentaati
sabda Nabi, "Janganlah kalian mencela para sahabatku. Demi Zat yang jiwaku
ada di tangan-Nya, kalau salah seorang dari kalian menginfakkan emas semisal
gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai satu mud (infak) salah seorang dari
mereka, dan tidak pula setengahnya.'" (HR. Bukhari [3470], Muslim [2541],
Tirmidzi [3861] -dan ini lafalnya-)

Penjelasan:
Maksud perkataan Nabi 'para sahabatku' adalah orang-orang
yang bersahabat dengan beliau. Tidak diragukan lagi
bahwa persahabatan para sahabat dengan Nabi shallallahu
'alaihi wasallam itu berbeda-beda keutamaannya, ada yang
telah terjalin jauh sebelum peristiwa Fathu Makkah, dan
ada pula yang belakangan sesudah Fathu Makkah.
Nabi mengucapkan sabdanya di atas kepada Khalid bin
Walid tatkala terjadi perselisihan antara dia dengan
Abdurrahman bin Auf tentang Bani Judzaimah. Tidak
diragukan bahwa Abdurrahman bin Auf dan sahabat lain
yang setingkat dengannya lebih utama daripada Khalid bin
Walid jika ditinjau dari sisi lebih dahulunya Abdurrahman
bin Auf dan yang setingkat dengannya memeluk Islam. Oleh
karena itu, Nabi bersabda, "Jangan kalian mencela sahabat-sahabatku."
Ini beliau tujukan kepada Khalid bin Walid dan
sahabat yang setingkat dengannya.
Tentunya sabda Rasulullah tersebut berlaku bagi siapa saja
sesuai dengan keumuman lafalnya. Jika kepada Khalid bin
Walid dan yang setingkat dengannya saja Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam bersabda demikian, maka
tentunya akan lebih utama lagi kepada orang-orang yang
datang sesudah mereka.

Adapun sabda Nabi, "Demi Allah Yang jiwaku berada di
tangan-Nya, kalau salah seorang dari kalian menginfakkan
emas semisal gunung Uhud, niscaya tidak akan menyamai
satu mud (infak) salah seorang dari mereka, dan tidak pula
setengahnya."
Dari sabda beliau ini, dipahami bahwa seandainya di antara
kita ada yang menginfakkan emas sebesar gunung Uhud
(padahal gunung Uhud adalah gunung yang sangat besar),
maka tidak akan bisa menyamai infak para sahabat walau
hanya satu mud, bahkan setengahnya.
Padahal jenis amalnya sama (yaitu infak), yang diinfakkan
juga sama, dan yang berinfak juga sama-sama manusia,
namun hanya karena perbedaan (derajat) manusia yang
satu dengan manusia yang lain itulah yang menjadikan
berbedanya pahala infak yang diterima. Dalam hal ini,
mereka adalah sahabat Nabi yang memiliki banyak
keutamaan dan keistimewaan, serta sikap ikhlas dan ittiba,
yang kadarnya tidak bisa diraih oleh selain mereka.
Larangan Rasulullah di atas menunjukkan bahwasanya
mencela sahabat, baik secara umum maupun khusus
(individu dari mereka), adalah haram hukumnya.

Apabila seseorang mencela mereka secara umum, maka dia
telah kafir, bahkan mereka yang ragu tentang kekafiran
orang ini pun telah kafir. Adapun apabila dia mencela
secara khusus (salah seorang dari mereka), maka dilihat
sebab yang mendorongnya melakukan perbuatan itu. Hal
ini mengingat orang yang mencela sahabat secara khusus
adakalanya mencelanya karena bentuk tubuh, akhlaq, atau
agama sahabat yang bersangkutan. Masing-masing sebab
pencelaan tersebut memiliki hukumnya sendiri-sendiri.

Sahabat Nabi di Mata Ahlus Sunnah

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (selanjutnya disingkat
Syaikhul Islam) berkata :

"Di antara prinsip-prinsip dasar Ahlussunnah wal Jamaah adalah
kebersihan hati dan lisan mereka terhadap para sahabat Nabi."

Penjelasan:
Yang dimaksud dengan kebersihan hati dan lisan
Ahlussunnah wal Jamaah terhadap para sahabat
Rasulullah adalah kebersihan hati mereka dari perasaan
benci, iri, dengki, dongkol, dan tidak suka. Begitu pula,
kebersihan lisan mereka dari segala ucapan yang tidak
pantas ditujukan kepada para sahabat.
Hati Ahlussunnah penuh dengan rasa cinta, penghormatan,
dan pengagungan para sahabat Rasulullah sesuai yang
menjadi hak mereka. Dengan demikian, Ahlussunnah
mencintai dan mengutamakan para sahabat melebihi
seluruh manusia karena mencintai mereka adalah wujud
dari rasa cinta kepada Rasulullah, dan cinta kepada
Rasulullah merupakan wujud rasa cinta kepada Allah.
"Di antara prinsip-prinsip dasar Ahlussunnah wal Jamaah adalah
kebersihan hati dan lisan mereka terhadap para sahabat Nabi."

Begitu juga halnya dengan lisan mereka, bersih dari
cercaan, cacian, kutukan, tafsik, takfir, dan perilakuperilaku
sejenis yang biasa dilakukan oleh ahlu bid'ah.
Lisan mereka justru penuh dengan pujian, pernyataan
keridhaan, doa rahmat, doa ampunan, dan lain-lain untuk
para sahabat.
Sikap Ahlussunnah yang demikian itu dilatarbelakangi oleh
perkara-perkara yang berikut:
  1. Para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
    adalah generasi terbaik dari seluruh umat, sebagaimana
    telah dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi
    wasallam dengan sabdanya, "Sebaik-baik kurun (generasi)
    adalah kurunku (Sahabat) kemudian yang sesudahnya
    (Tabi'in) kemudian yang sesudahnya (Tabi'ut Tabi'in)." (HR.
    Bukhari [2509], Muslim [2533], dan Tirmidzi [3859])
  2. Para sahabat adalah penyambung Rasulullah shallallahu
    'alaihi wasallam dengan umatnya karena umat ini
    menerima syariat dari mereka yang telah menerimanya
    langsung dari Rasulullah.
  3. Kemenangan dan perluasan wilayah kaum muslimin yang
    besar adalah karena keberhasilan para sahabat.
  4. Para sahabat telah menyebarkan di tengah-tengah umat
    ini berbagai macam keutamaan seperti kejujuran,
    nasihat, akhlaq, adab-adab yang itu semuanya tidak
    didapati pada selain mereka.