Minggu, 14 Juni 2009

Abu Bakar Ash-Shiddiq (1)


Madinah sebagai ibu kota Islam sangat terancam oleh gerombolan-gerombolan musuh. Nabi
mengimbau perlunya dana untuk membiayai kampanye guna mempertahankan diri dari bahaya yang
akan tiba. Maka, Umar yang kaya raya seketika itu juga ingin mengambil kesempatan emas ini,
sehingga dia berharap bisa menandingi Abu Bakar dalam berbakti kepada Islam. Beliau bergegas
pulang ke rumah dan kembali membawa sejumlah besar harta kekayaannya. Nabi sangat senang
melihat tindakan sahabatnya itu, dan bertanya : "Apakah ada yang Anda tinggalkan untuk keturunan
Anda?"
"Sebagian dari harta kekayaan telah saya sisihkan untuk anak-anak saya," jawab Umar.
Ketika Abu Bakar membawa pula hartanya, pertanyaan yang sama juga diajukan kepadanya.
Beliau langsung menjawab, "Yang saya tinggalkan untuk anak-anak saya hanyalah Allah dan Rasul-
Nya."
Sangat terkesan akan ucapan Abu Bakar, Umar berkata, "Tidak akan mungkin bagi saya melebihi Abu
Bakar."
Abu Bakar, Khalifah Islam yang pertama dan orang paling terpercaya serta pembantu Nabi yang
sangat setia, dilahirkan di Mekkah dua setengah tahun setelah Tahun Gajah, atau lima puluh
setengah tahun sebelum dimulainya Hijrah. Di masa pra Islam dikenal sebagai Abul Kaab dan waktu
masuk Islam Nabi memberinya nama Abdullah dengan gelar Ash-Shiddiq (Orang Terpercaya). Ia
termasuk suku Quraisy dari Bani Taim, dan silsilah keturunannya sama dengan Nabi SAW dari garis
ke 7. Dialah salah seorang pemimpin yang sangat dihormati sebelum dan sesudah mereka memeluk
agama Islam. Nenek moyangnya berdagang dan sekali-sekali mengadakan perjalanan dagang ke
Syria atau Yaman. Sering Abu Bakar mengunjungi Nabi dan ketika turun wahyu, ia sedang berada di
Yaman. Setelah kembali ke Mekkah ia mendengar para pemimpin Quraisy seperti Abu Jahal, Ataba
dan Shoba mengejek pernyataan pengangkatan Muhammad menjadi Rasul Allah. Abu Bakar menjadi
sangat marah, lalu bergegas ke rumah Nabi dan langsung memeluk agama Islam. Menurut Suyuti,
pengarang Tarikhul Khulafa, Nabi berkata, "Apabila saya menawarkan agama Islam kepada
seseorang, biasanya orang itu menunjukkan keragu-raguannya sebelum memeluk agama Islam. Tapi
Abu Bakar adalah suatu perkecualian. Dia memeluk agama Islam tanpa ada sedikit pun keraguraguan
pada dirinya."
Sudah diakui secara luas, bahwa pemeluk agama Islam pertama-tama diantara orang dewasa adalah
Abu Bakar, diantara kaum muda tercatat nama Ali, sedang diantara kaum wanita adalah Khadijah.
Abu Bakar, sebagai seorang yang kaya raya, telah menyerahkan seluruh harta kekayaannya untuk
digunakan Nabi. Disamping itu, ia membeli dan membebaskan sejumlah budak belian, termasuk
menjalani segala macam penderitaan, intimidasi dan siksaan demi berbakti kepada kepercayaan
barunya itu (Islam). Pada suatu ketika dia dipukul hingga pingsan. Keberanian dan kebulatan tekad
yang ditunjukkan Nabi dan para sahabat yang setia dalam menghadapi oposisi keras akan selalu
menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang berjuang demi kebenaran. Abu Bakar mempunyai 40.000
dirham ketika masuk agama Islam, tapi kemudian hanya tinggal 5.000 dirham saja pada waktu hijrah.
Beliau pergi hijrah ke Medina menemani Nabi, dan meninggalkan istri serta anak-anaknya pada
lindungan Allah
Ia juga berjuang bahu-membahu dengan Nabi dalam pertempuran mempertahankan diri, di saat para
pemeluk agama baru itu sedang berjuang untuk eksistensinya. Abdur Rahman bin Abu Bakar --
putera Abu Bakar -- mengatakan kepada ayahnya bahwa di dalam perang Badar, dengan mudah dia
mendapat kesempatan membunuh ayahnya. Abu Bakar langsung menjawab bahwa apabila hal itu
terjadi pada dirinya dalam menghadapi anaknya, ia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan itu.
Abu Bakar meninggal pada 23 Agustus 634 Masehi dalam usia 63 tahun, dan ke-Khalifahannya
berlangsung selama dua tahun tiga bulan sebelas hari, jenazahnya dimakamkan di samping makam
Nabi.
Pada waktu Nabi wafat, Abu Bakar dipilih menjadi khalifah Islam yang pertama. Setelah terpilih,
banyak orang berebut menawarkan 'bai'at', Khalifah lalu menyampaikan pidatonya yang
mengesankan di hadapan para pemilih.
Abu Bakar berkata : "Saudara-saudara, sekarang aku telah terpilih sebagai Amir, meskipun aku tidak
lebih baik dari siapa pun di antara kalian. Bantulah akau apabila aku berada di jalan yang benar, dan
perbaikilah aku apabila aku berada di jalan yang salah. Kebenaran adalah suatu kepercayaan;
kesalahan adalah suatu pengkhianatan. Orang yang lemah di antara kalian akan menjadi kuat
bersamaku sampai (Insya Allah) kebenarannya terbukti, dan orang yang kuat di antara kalian akan
menjadi lemah bersamaku sampai (Insya Allah) kuambil apa yang menjadi haknya. Patuhilah
kepadaku sebagaimana aku mematuhi Allah dan Rasul-Nya. Jika akau tidak mematuhi-Nya dan
Rasul-Nya, janganlah sekali-kali kalian patuh kepadaku."
Abu Bakar berdiri tegak bagaikan batu karang menghadapi kekuatan-kekuatan yang mengacau
setelah Nabi wafat. Nampaknya seluruh struktur Islam yang telah diletakkan Nabi yang baru saja
mangkat akan hancur berantakan. Namun Abu Bakar sebagai seorang sahabat setia Nabi telah
membuktikan dirinya menjadi orang yang kuat memegang teguh pada jalan yang ditunjukkan Nabi.
Selama Nabi sakit, satuan tentara yang berkekuatan 700 orang dimobilisir di bawah pimpinan Usama
bin Zaid menuntut balas atas kekalahan orang-orang Muslim dari tangan pasukan Romawi. Dan
begitu Nabi wafat terjadi pula huru-hara besar di Arab dan teman-teman dekatnya menasehati
Khalifah baru agar tidak mengirimkan tentara ke luar Medina pada saat-saat kritis seperti itu. Tapi Abu
Bakar tetap pada pendiriannya. Mengenai nasehat itu seandainya dilaksanakan, ia memberikan
komentar bahwa dirinya akan menjadi orang terakhir di dunia yang mengubah perintah-perintah Nabi.
Pengukuhan Usama sebagai panglima pasukan berkuda yang diangkat Nabi dipimpin langsung oleh
Khalifah sendiri. Tentara Usama menyelesaikan tugasnya dalam tempo empat puluh hari. Ekspedisi
itu berpengaruh sangat baik terhadap suku-suku bangsa yang mulai membandel dan ragu-ragu
tentang kekuatan Islam yang sesungguhnya. Tindakan Abu Bakar yang imajinatif, tepat waktu, dan
dinamis, telah menyatukan kekuatan Islam.
Segera Abu Bakar menghadapi krisis yang lain. Waktu Nabi wafat, sejumlah nabi palsu, yaitu para
penipu lihai yang muncul di berbagai bagian Arab. Di antara mereka yang terkenal ialah Aswad Asni,
Talha Bani Asad, Musailama si Pendusta, dan Sajah seorang wanita Yaman. Di suatu daerah di Zuhl
Qassa, Khalifah memberikan sebelas pataka untuk menyamai jumlah komandannya dan menugaskan
mereka di berbagai sektor. Ekspedisi melawan Musailama terasa sangat berat dan baru setelah
Khlaid bin Walid menggempur dengan dahsyatnya, musuh dapat dihancurkan. Musailama mati
terbunuh. Seorang sejarawan bernama Tabrani mengatakan, "Belum pernah Muslimin bertempur
sedahsyat pertempuran itu."
Tidak lama setelah pemilihan Khalifah, sejumlah anggota suku mengimbau para pemimpin Islam
Medinah agar mereka dibebaskan dari membayar zakat. Keadaan tampaknya begitu suram, sehingga
menghadapi masalah itu orang seperti Umar pun terpaksa mengalah dan ia mohon kepada Abu
Bakar: "O, Khalifah Rasul, bersikap ramahlah kepada orang-orang ini, dan perlakukanlah mereka
dengan lemah lembut." Khalifah sangat jengkel dengan pameran kelemahan yang tidak disangkasangka
itu, dan dengan amarah yang amat sangat ia menjawab : "Anda begitu keras pada zaman
jahiliyyah, tapi sekarang, Anda menjadi begitu lemah. Wahyu Allah telah sempurna dan iman kita
telah mencapai kesempurnaan. Sekarang Anda ingin merusakkannya pada saat akau masih hidup.
Demi Allah, walau sehelai benang pun yang akan dikurangi dari zakat, akau akan berjuang
mempertahankannya dengan semua kekuatan yang ada padaku."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar