Minggu, 14 Juni 2009

Abu Bakar Ash-Shiddiq (2)


Dalam sejarahnya, Khalifah Abu Bakar adalah seorang yang memegang teguh pendirian dan
integritasnya, berwatak baja. Ia selalu tampil mempertahankan ajaran dasar agama Islam pada saatsaat
yang sangat kritis.
Semua ekspedisi militer yang ditujukan terhadap orang-orang yang ingkar kepada agama dan
terhadap suku-suku bangsa yang berontak, berakhir dengan sukses menjelang akhir tahun 11 Hijrah.
Pemberontakan dan perselisihan yang mencekam Arab dapat ditumpas untuk selama-lamanya.
Di dalam negeri tidak ada pergolakan lagi, tetapi Khlaifah harus menghadapi bahaya dari luar yang
pada gilirannya dapat menghancurkan eksistensi Islam. Dua orang raja paling berkuasa di dunia,
Kaisar dan kisra, sedang mengintai kesempatan untuk menyerang pusat agama baru itu. Orang-orang
Parsi selama berabad-abad memerintah Arab sebagai maharaja, tidak dapat mentolerir setiap
kekuatan Arab militan untuk bersatu membentuk kekuatan yang besar. Hurmuz adalah raja Islam
yang memerintah Iraq atas naka Kisra. Penganiayaan terhadap orang-orang Arab menimbulkan
pemberontakan kecil, tapi lalu berkembang menjadi peperangan berdarah. Kini, keadaan terjadi
sebaliknya, orang-orang Persia dengan penuh kecongkakan dan selalu meremehkan kekuatan orangorang
Muslim, akhirnya tidak dapat menahan gelombang maju pasukan Islam, dan mereka harus
mundur dari satu tempat ke tempat lainnya sampai Iraq jatuh. Pada mulanya, Muthanna yang
memimpin tentara Ialam melawan orang-orang Persi. Dia banyak mendapat kemenangan. Kemudian,
Khalid bin Walid yang tak terkalahkan dan dikenal sebagai Pedang Allah itu bergabung. Pertempuran
yang menentukan melawan Hurmuz dimenangkan orang-orang Muslim, dan saat itulah Hurmuz mati
terbunuh di tangan Khalid bin Walid dan orang-orang Parsi dihancurkan dengan meninggalkan
banyak korban jiwa. Seekor unta dimuati rantai seberat tujuh setengah maund yang dikumpulkan dari
medan tempur, sehingga pertempuran itu dikenal sebagi "Pertempuran Rantai"
Khalid bin Walid ketika menjabat panglima tentara Islam di Iraq memisahkan administrasi sipil dengan
militer, masing-masing di bawah beberapa orang kepala. Said bin Noman diangkat sebagai kepala
departemen militer, sedangkan Suwaid bin Maqran selaku kepala administrasi sipil dari daerah Iraq
yang ditaklukkan. Sebagian besar daerah Iraq direbut selama pemerintah Khalifah Abu Baka, sedang
sisanya ditaklukkan di bawah pemerintahan Umar.
Raja Byzantium, Heraclius, yang menguasai Syria dan Palestina, benar-benar musuh Islam yang
paling besar dan paling perkasa. Terus-menerus raja itu bersekongkol dengan musuh-musuh
Muslimin untuk menghancurkan Islam. Intrik-intrik dan akal bulusnya menimbulkan beberapa
kerusuhan yang dilakukan oleh suku-suku non-Islam di arab. Dialah bahaya laten bagi Islam. Sejak
tahun (?) Hijrah, Nabi sendiri telah memimpin tentara melawan orang romawi, dan ekspedisi pimpinan
Usama bin Zaid juga ditujukan melawan ancaman musuh yang sama. Lagi, Abu Bakar mengirimkan
tentaranya yang terlatih untuk menghadang orang-orang Romawi dan membagi kekuatannya dalam
empat pasukan di bawah komando Abu Ubaikdah, Syarjil bin Hasanah, Yazid bin Sofyan dan Amr bin
Al-Ash serta menempatkan mereka di berbagai sektor di Syria. Tentara Islam tanpa persenjataan
yang baik, tidak terlatih dan tendah mutunya, bukanlah tandingan angkatan perang Romawi. Mereka
bersenjata lengkap dan baik, terlatih dan jumlahnya lebih banyak. Khalid diperintahkan Khalifah untuk
bergabung dengan pasukan Muslim di Syria dan ia bergerak dengan cepatnya melalui padang pasir
gersang untuk menggores babak yang tak terlupakan dalam sejarah operasi militer.
Pasukan Islam dan musuh berhadapan di dataran Yarmuk, Tentara Romawi yang hebat itu terdiri dari
lebih 3 lakh serdadu bersenjata lengkap, di antaranya 80.000 orang diikat dengan rantai untuk
mencegah kemungkinan mundurnya mereka. Tentara Muslim seluruhnya berjumlah 46.000 orang.
Sesuai dengan strategi Khalid, mereka dipecah menjadi 40 kontingen untuk memberi kesan seolaholah
mereka lebih besar dari musuh. Pertempuran yang tak terlupakan ini berakhir dengan kekalahan
pihak Romawi, dan ketika mengundurkan diri mereka meninggalkan banyak serdadu yang mati di
medan tempur. Kemenangan ini menentukan nasib kekuasaan Romawi di Syria. Pertempuran
Yarmuk, dengan persiapan-persiapan pendahuluannya yang telah dimulai sejak zaman Khalifah Abu
Bakar, dimenangkan pada masa pemerintahan Umar.
Abu Bakar adalah sahabat Nabi yang paling terpercaya. Nabi berkata, "Saya tidak tahu apakah ada
orang yang melebihi Abu Bakar dalam kedermawanannya." Ketika sakit Nabi semakin parah, beliau
meminta Abu Bakar menjadi imam dalam shalat. Demikianlah, Abu Bakar mengimami shalat tujuh
belas kali selama Nabi hidup.
Nabi berkata: "Saya sudah membayar semua kewajiban saya, kecuali kepada Abu Bakar yang akan
mendapatkan ganjarannya pada hari kiamat."
Menurut Tarmidzi, Umar pernah berkata, "O, Abu Bakar, Anda orang terbaik sesudah Rasul Allah."
Menurut keterangan imam Ahmad, Ali pernah berkata, "Orang-orang terbaik di antara umat Islam
setelah Nabi adalah Abu Bakar dan Umar."
Para sejarawan dahulu maupun sekarang banyak memberikan pujian mengenai watak dan prestasi
Abu Bakar. Dialah salah satu pilar Islam yang kuat, yang sangat membantu dalam menjadikan agama
baru itu sebagai suatu kekuatan di dunia, juga sebagai salah seorang tokoh revolusi besar Islam, ia
telah menciptakan berbagai perubahan sosial, politik, dan ekonomi yang paling fundamental dalam
sejarah manusia, hanya dalam waktu 30 tahun. Abu Bakar juga salah seorang peletak dasar
demokrasi yang sebenarnya di dunia ini, lebih dari 1.400 tahun yang lalu, tapi tak pernah ada lagi
setelah itu. Kekuasaan tertinggi negara memang berada di tangan Khalifah, dan waktu itu seorang
khalifah adalah juga seorang raja yang sangat kuat. Tapi Abu Bakar berjalan hilir mudik tanpa
pengawal ataupun teman. Ia makan makanan yang jelek dan memakai pakaian yang lusuh. Bahkan
rakyat awam pun dapat menghubunginya setiap waktu di siang hari, dan menanyakan segala
tindakannya secara terbuka.
Di antara orang-orang Islam, Abu Bakar dan ali yang terkenal pandai berpidato. Suatu ketika Abu
Bakar menasehati Khalid bin Walid: "Cobalah jauhi kemegahan, karena kemegahan itu yang akan
mengejar Anda. Carilah kematian, maka kehidupan yang akan diberikan kepada Anda."
Dia perintahkan pembuatan daftar tuntunan moral bagi tingkah laku para prajurit Islam. Tuntunan ini
seyogyanya menjadi contoh bagi dunia yang porak poranda karena peperangan. Kepada setiap
tentara diperintahkan: "Janganlah melakukan penyelewengan, jangan menipu orang, jangan ingkar
kepada atasan, jangan memotong bagian badan manusia, jangan membunuh orang-orang tua, para
wanita dan anak-anak, jangan menebang atau membakar pohon buah-buahan, jangan membunuh
hewan kecuali disembelih untuk dimakan, jangan menganiaya para pendeta Kristen, dan jangan lupa
kepada Allah atas kurnia-Nya yang telah Anda nikmati." Adalah suatu kewajiban bagi angkatan
bersenjata untuk mempertahankan moral yang tinggi. Walaupun dalam keadaan perang, mereka tetap
harus menunjukkan rasa hormat kepada manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan. Setiap
penyelewengan dari prinsip-prinsip ini akan diganjar dengan hukuman yang setimpal.
Abu Bakar mengangkat Umar sebagai Qadhi Agung. Tapi rakyat telah terbiasa dengan hidup jujur dan
kehidupan sosial mereka begitu bersih dibanding dengan kehidupan immoral zaman sebelum Islam,
sehingga tidak ada pengaduan yang disampaikan kepada qadhi selama satu tahun. Adapun Ali,
Utsman, dan Zaid bin Tsabit bekerja sebagai Khatib. Kesederhanaan, kejujuran dan integritas Abu
Bakar telah bersatu dalam dirinya. Dialah seorang pedagang kaya yang memiliki lebih dari 40.000
dirham tunai ketika memeluk agama Islam, tapi menjadi miskin harta sewaktu wafat sebagai Khalifah
Islam Pertama.
Khalifah satu ini tidak meninggalkan usaha dagangnya ang telah dirintis oleh kakeknya. Tetap saja dia
menggotong lembar-lembar kain di atas pundaknya untuk dijual di pasar-pasar Madina. Itu terjadi
pada enam bulan sejak ia menjabat sebagai Khalifah. Namun, mengingat tugas-tugas resmi menyita
banyak waktu, sehingga tidak ada lagi waktu tersisa untuk pekerjaan pribadi, setelah itu agar ia mau
menerima uang tunjangan. Dewan Muslimin menetapkan uang tunjangan dalam status hidup sebagai
warga negara biasa. Ia harus memberikan baju-baju usang miliknya untuk ditukarkan dengan yang
baru dari Baitul Maal (Perbendaharaan Umum).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar